Minggu, 18 November 2012

Masalah Mendatangkan Makna Kehidupan


"Hindari masalah, dan kamu tidak akan
pernah jadi orang yang memecahkannya"
- Richard Bach

Bagi seekor burung rajawali,
satu-satunya hambatan untuk terbang
lebih cepat dan nyaman adalah udara.
Tetapi jika udara itu diambil dan
burung tersebut dibiarkan terbang
dalam kehampaan tanpa udara, burung
rajawali itu segera jatuh ke tanah
dan tidak dapat terbang sama sekali.
Hambatan utama yang harus diatasi
oleh sebuah perahu bermotor adalah
air yang menyentuh baling-baling
perahu. Tetapi jika tidak ada air
sebagai penahan, perahu ini justru
tidak dapat bergerak sama sekali.
Hukum yang sama juga berlaku bagi
kehidupan manusia.

Hambatan adalah
kondisi yang 'harus ada' bagi
kesuksesan. 

Sebuah kehidupan yang
terbebas dari hambatan dan kesulitan
akan mengurangi semua kemungkinan dan
daya sampai ke titik nol.
Larilah dari masalah Anda jauh-jauh,
dan kehidupan Anda akan kehilangan
daya kreatif!
Masalah kesehatan yang parah bisa
memberikan makna pada dunia
pengobatan. Masalah kekacauan sosial
bisa memberi makna pada kebijakan
pemerintah.
Kita semua memiliki kecenderungan
ingin terbebas dari semua masalah dan
tanggung jawab. Ketika masalah
datang, berikanlah makna baru pada
permasalahan itu. Sebuah beban
kehidupan yang paling berat adalah
pada saat kita tidak memiliki apapun
untuk dibawa.

Keutamaan Puasa pada 10 'Asyura

Tebus dosa Satu Tahun Dengan Puasa Asyura

" Puasa hari Asyura adalah kaffarat untuk satu tahun sebelumnya " (HR Muslim)

Puasa paling utama sesudah puasa Ramadhan adalah puasa pada tanggal 10'Asyura ( Muharam ). berfungsi sebagai penebus dosa atau penutup kekurangan (kaffarah) satu tahun sebelumnya. pada hari itu, Allah telah menolong dan memberikan kemenangan bagi Nabi Musa as. Nabi Musa as bersyukur atas pertolongan dan kemenangan dari ALLAH SWT tersebut dengan berpuasa pada hari tersebut

Menghargai Nilai Waktu

Masa lalu tidak dapat kita ubah.  Itu
sebabnya waktu begitu amat bernilai.
Renungkanlah, di umur Anda saat ini,
apa saja yang sudah Anda perbuat dan
hasilkan?

Karena, Charles Spezzano dalam buku
'What to Do Between Birth and Death'

mengatakan bahwa sebenarnya orang
tidak membayar barang dan jasa dengan

uang mereka, tetapi mereka

membayarnya dengan waktu.

Jika Anda berkata pada diri sendiri,
dalam lima tahun, saya akan memiliki
cukup uang untuk membeli rumah itu,
sebenarnya Anda sedang mengatakan
bahwa harga rumah itu adalah sebanyak
lima tahun, yaitu seperdua belas usia
dewasa Anda. Ungkapan menghabiskan
waktu bukanlah kiasan. Itulah cara
kehidupan berputar.

Bagi seseorang di industri tertentu,
waktu 1 atau 5 menit saja bisa sangat
berarti. Sudah banyak pebisnis yang
kehilangan proyek karena terlambat
datang ke sebuah pertemuan bisnis
akibat pesawat yang  tertunda
keberangkatannya. 

Jadi daripada Anda memikirkan apa
yang dapat Anda lakukan dengan ukuran
uang, pikirkan dalam ukuran waktu.
Memandang pekerjaan Anda dari sudut
pandang ini dapat mengubah cara Anda
dalam mengatur waktu.

TRIBUNNEWS.COM – Isu keretakan skuat AC Milan terus mencuat. Kali ini, mantan pemain I Rossoneri, Alessandro Costacurta membeberkan bahwa para pemain tak lagi mendukung Massimiliano Allegri dan Silvio Berlusconi.
Berlusconi sendiri direncanakan mengunjungi markas latihan, Jumat (16/11/2012). Namun, bagi Costacurta, kedatangan sang patron tak akan mengubah iklim buruk di ruang ganti.
"Saya merasa sebagian skuat tak lagi mendengarkan Berlusconi saat dia datang ke Milanello. Begitu juga Allegri yang tidak mendapat dukungan seluruh pemain," tutur Costacurta seperti dilansir AC Milan News.
"Saya tak mengatakan AC Milan akan memenangkan Scudetto. Tapi sebaiknya para pemain mulai mendengarkan Allegri," imbuh Costacurta.
Costacurta pun membandingkan pengaruh kedatangan Berlusconi ke Milanello pada 1988 silam. Saat itu, sang presiden coba mendongkrak moral tim jelang partai penentu Scudetto melawan Napoli.
"Kedatangannya ke Milanello kala itu mengubah ruang ganti. Kata-katanya memberi kami motivasi sebelum pertandingan melawan Napoli. Ada perbedaan antara kala itu dan saat ini," tandasnya.

Gizi dan School Feeding 2



Permasalahan lain yang belum begitu diperhatikan adalah masalah gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan ini akan mempengaruhi prestasi belajar dan masa depan anak. Selanjutnya akan di tanggulangi tentang permasalahan kesehatan anak usia sekolah di antaranya adalah penyakit menular, penyakit non infeksi, gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan dan perkembangan perilaku (Judarwanto,2006).
            Ada 3 hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan seseorang yaitu genetik, lingkungan, dan gizi. Faktor genetik merupakan potensi dasar dalam perkembangan kecerdasan. Tetapi faktor genetik ini bukan yang terpenting, sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan diantara ketiga faktor tersebut yang berperan lebih besar. Tetapi yang pasti, masa pesat tumbuh (grow spurt) otak berbagai organisme berbeda-beda. Pada manusia, masa cepat tumbuh otak terjadi pada sekitar masa kelahiran yakni sampai bayi berusia 18 bulan. Jumlah sel otak yang dicapai pada waktu lahir sekitar 66 %, sedangkan berat otak baru mencapai 27 % (Khomsan, 2002).
KEP (Kekurangan Energi Protein) yang terjadi pada saat janin berada dalam kandungan akan berdampak pada berkurangnya sel otak hingga 13 %. Dampak KEP sesudah lahir adalah berat otak berkurang 25 %. Dampak KEP juga menyebabkan mielinisasi adalah proses pembentukan  mielin yang berfungsi sebagai penghantar impuls. KEP menyebabkan IQ berkurang, kemampuan bentuk pengenalan geometrik rendah, dan kemampuan berkonsentrasi rendah. Ada anggapan bahwa faktor sosial dan lingkungan dianggap lebih penting dalam menentukan kecerdasan seorang anak, artinya anak-anak yang kekurangan gizi bisa mengejar perkembangan mentalnya bila hidup dalam sosial dan lingkungan yang baik, tetapi secara teoritis sebenarnya faktor sosial dan lingkungan ini berperan kecil bila kekurangan gizi terjadi pada masa cepat tumbuh otak, karena kekurangan yang terjadi pada masa tersebut bersifat irreversible (tidak dapat pulih) (Khomsan, 2002).
 Fullday school merupakan suatu sistem pendidikan yang  waktu belajar siswa lebih panjang dibandingkan dengan pendidikan pada umumnya, yaitu selama 5-6 jam (Bolldi et al, 1999 dalam Prasetyowati), dengan demikian anak akan banyak menghabiskan waktu di lingkungan sekolah, selama   orang tuanya bekerja hingga sore hari. Sistem ini memberikan adanya fasilitas makan siang yang sangat penting bagi anak sekolah dasar (Prasetyowati dan Gunanti, 2003).
Makanan yang diberikan di fullday school memberikan kontribusi yang penting, makan siang memiliki kontribusi sebesar 2/5 dari total konsumsi makanan dalam sehari dengan asumsi makan siang lebih besar dari makan pagi 1/5 dan sama dengan makan malam 2/5. Frekuensi dan waktu makan yang bergizi yang memenuhi kebutuhan energi dan protein yang dianjurkan (Prasetyowati dan Gunanti, 2003).
Penelitian mengenai efektivitas PMT-AS memperbaiki status gizi di sebuah SD Negeri di Medan. Hasilnya, siswa yang tidak pernah sarapan pagi 57,50 %. Fenomena ini berpengaruh pada status gizi. Ternyata mereka yang mengalami status gizi kurang kalori, kurang protein, kurang zat besi, dan kurang vitamin A, prevalensinya amat tinggi, masing-masing 50 %, 55 % , 25 %, dan 40 %. Sementara itu, status gizi kurang yang dihitung berdasar    berat badan/umur (BB/U), prevalensinya lebih tinggi lagi, 62,5 % (Prasetyowati dan Gunanti, 2003).
Besarnya angka prevalensi status gizi kurang ini tidak berbeda dengan kondisi yang terjadi secara umum di Indonesia. Hasil survei gizi yang dilakukan di beberapa daerah di Pulau Jawa menunjukkan, konsumsi kalori, protein, zat besi, dan vitamin A, umumnya rendah dibanding kecukupan gizi yang disarankan Widya Karya Pangan dan Gizi 1998 terutama pada golongan rawan biologis dan rawan pangan (Sibuea, 2003).
Tingginya prevalensi kurang gizi pada anak usia SD berkorelasi dengan jenis makanan pendukung PMT-AS. Hasil penelitian menunjukkan jenis makanan kudapan pendukung PMT-AS didominasi produk olahan nabati. Meski ada bahan yang digunakan berasal dari hewani dan ikani-seperti daging, susu, telur, mentega, dan udang, pada jenis makanan kudapan lepat jagung, tahu isi, bakwan sayur, perkedel kentang, lepat ubi, pastel sayur, dan bolu ubi, namun jumlahnya relatif kecil. Makanan tersebut menyebabkan rata-rata kandungan protein dalam menu PMT-AS hanya 3,76 gram dan kandungan energinya, rata-rata 228,14 kalori. Padahal, agar dapat diterima sebagai makanan kudapan pendukung program PMT-AS, produk tersebut harus mengandung 5 gram protein, 300 kalori energi, dan sejumlah vitamin (terutama vitamin A), dan zat besi (Sibuea, 2003).
Salah satu upaya dalam mengatasi masalah gizi adalah melalui Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT AS). PMT AS bukan hanya memberikan makanan tambahan tetapi juga bertujuan mendorong kemandirian masyarakat untuk secara swadaya melanjutkannya setelah program bantuan pemerintah selesai, yakni bantuan pemerintah secara bertahap dikurangi dan swadaya masyarakat atau keluarga semakin meningkat (Hartati, 2000).
Gizi yang cukup sangat penting bagi kesehatan, dan kesejahteraan. Setiap orang akan cukup gizi jika makanan yang dikonsumsinya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal (Suhadjo, 1996).
Periode anak usia sekolah didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi perilaku hidup sehat, gangguan infeksi, gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar (Gustian,2006).

Gizi dan School Feeding



Gizi berasal dari Bahasa Arab ”Ghidza”, diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup. Setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi penting dalam tubuhnya yaitu Energi, Protein, Karbohidrat, Lemak dan vitamin serta mineral) dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Manusia juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh. Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraikan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi  (Anonim, 1996).
Apabila seseorang dalam waktu yang relatif lama mengkonsumsi zat gizi kurang dari kecukupan zat gizi yang dianjurkan, maka orang tersebut akan mengalami kekurangan gizi, yang lambat laun, apabila tidak ditangani maka akan terjadi malnutrisi yang kekurangan energi disebut marasmik, sedangkan kekurangan zat gizi protein disebut kwashiorkor (Almatsier,2003).
Permasalahan yang terjadi pada anak sekolah adalah secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti demam berdarah , diare, cacingan, infeksi saluran pernapasan akut, serta reaksi simpang terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan.  Selain itu risiko gangguan kesehatan pada anak akibat pencemaran lingkungan dari berbagai proses kegiatan pembangunan makin meningkat. Seperti makin meluasnya gangguan akibat paparan asap, emisi gas buang sarana transportasi, kebisingan, limbah industri dan rumah tangga serta gangguan kesehatan akibat bencana (Sibue, 2003).
Selain lingkungan, masalah yang harus diperhatikan membentuk perilaku sehat pada anak sekolah. Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri. Pada anak usia SLTP dan SMU (remaja), masalah kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan perilaku berisiko seperti merokok, perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya), kehamilan yang tidak diingini, abortus yang tidak aman, infeksi menular seksual termasuk HIV (Judarwanto, 2006).
Permasalahan lain yang belum begitu diperhatikan adalah masalah gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan ini akan mempengaruhi prestasi belajar dan masa depan anak. Selanjutnya akan di tanggulangi tentang permasalahan kesehatan anak usia sekolah di antaranya adalah penyakit menular, penyakit non infeksi, gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan dan perkembangan perilaku (Judarwanto,2006).